Google+ Facebook Twitter SC

Cerpen : Friend and Love

Rabu, 13 Februari 2013

Bel pulang sekolah pun berbunyi, tanda pelajaran terakhir telah usai. Namun, seperti biasa aku dan semua kelas akademik tak bisa pulang bersama kelas yang lainnya. Ya... karena kami harus mengikuti pelajaran tambahan seperti bimbel.
Beberapa jam kemudian, pelajaran tambahan terakhir akan segera usai. Pelajaran tambahan ini terkadang membuat aku dan teman sekelaku merasa sangat ngantuk. Akhirnya, pelajaran terakhir pun selesai. Kami segera membereskan bangku dan segera pulang.
“Assalamualaikum” ku ucapkan salam saat masuk rumah. Tamapak kakakku yang sedang serius mengerjakan tugas. “Waalaikumsalam” jawabnya. “Kak, mamah dan papah udah pulang?” tanyaku. “Udah, lagi tidur kali.” Jawabnya sambil terus menulis di atas bukunya. Lalu aku masuk ke kamar untukmengganti pakaian. Setelah itu, aku langsung menyantap makanan yang ada di meja makan.
Tak terasa azan Maghrib telah berkumandang, aku membangunkan orang tuaku untuk shalat berjamaah. Setalah shalat, aku langsung membuka buku dan mengerjakan tugas. Sambil mencuri pandangan ke HP. Namun, tak ada sms ataupun telepon yang masuk. Aku teruskan pekerjaanku. Tugas rumahku pun telah selesai. Aku segera menambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Isya. Setelah shalat, aku langsung terlentangdi atas tempat tidur. Tak terasa mataku pun tertutup. Aku pun tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya, aku terbangun karena suara alarm dari HP-ku. Dalam keadaan masih pusing aku pun mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Terasa dingin air wudhu mengalir di antara hidung dan mataku dan sedikit demi sedikit menetes membasihi sejadah yang aku pakai. Setelah shalat, aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai, aku langsung berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah. “Fan, ada PR gak?” tanya Hengky padaku. “Gak ada kali, ky.” Jawabku. Bel tanda masuk pun berbunyi. Namun, saat ku sedang memperhatikan penjelasan guruku, tak sengaja ku melihat seorang siswa perempuan yang duduk di baris kedua dari depan. Cinta namanya. Dia adalah wakil ketua kelasku. Dia duduk sebangku dengan Rahma. Kami berdua pun saling bertatatapan dan saling tersenyum. “Irfan!!” panggilan guruku membuyarakan tatapanku. “E... e.... iya Bu?” jawabku agak gugup. “Ngelamunin apa kamu?”. “ Eng... gak Bu..” jawabku. “Ya udah... Perhatikan Ibu, Ibu sedang ngejelasin soal.”.” Iya Bu.” Jawabku dengan nada lega.
Sebenarnya, saat masuk semester 2 kelas VIII, aku suka sama perempuan ini. Namun, nyaliku yang membuatku tak sanggup untuk mengatakannya. Terkadang saat jam isitirahat aku suka memperhatikannya. Setelah pikir panjang, akhirnya aku berani untuk katakan pada perempuan itu tentang perasaanku padanya.
Bel pulang pun berbunyi seperti biasa kelas akademik mendapatkan pelajaran tambahan. Pada saat istirahat bimbel. “ Cinta, aku mau ngomong sama kamu.”.” Mau ngomong apa, Fan?” tanyanya membuatku gugup.” Ta, sebenarnya aku suka sama kamu.” Jawabku dengan sedikit cemas. Aku takut dia tak merespon. Tapi tiba- tiba “sama aku juga Fan, suka sama kamu.” Jawab Cinta sambil tersenyum padaku. “Jadi, kita bisa lebih deket donk?”. “ Iya Fan.” Jawabnya. Aku pun senang karena dia juga punya perasaan sepertiku. Lalu kami berdua kembali ke kelas, seakan- akan tidak terjadi apa- apa. “Abis dari mana kamu, Fan?” tanya Hengky. “ E... e... anu abis dari WC...” jawabku sambil tersenyum. “Oh.. kirain abis dari mana..” sambung Hengky.
Hari demi hari aku lewati bersama sahabat dan teman dekat perempuanku. Aku bahagia karena aku mepunyai sahabat yang peduli padaku yaitu Hengky. Dan mempunyai teman dekat perempuan yang perhatian yaitu Cinta. Bulan terus berganti. Hengky pun kini tahu bahwa aku dan Cinta memiliki hibungan yang spesial.





1 komentar:

Unknown mengatakan...

bgs skali ceritax..

Posting Komentar